Liburan di Yogyakarta...

Yogyakarta (selanjutnya aku sebut Yogya). Siapa yang tidak tahu salah satu Daerah Istimewa ini ?. Kota pariwisata yang terkenal karena kekayaan budayanya ini merupakan salah satu tujuan wisata para turis. Baik lokal maupun asing.

Kebetulan kemarin kita (Aku, Mbah Darmo, Tikno dan Wewe) baru saja ngerefresh pikiran(baca : liburan) kita disana. Walaupun hanya beberapa tempat yang dikunjungi karena keterbatasan waktu, tapi seru juga kok. Malam sebelum pergi aku coba cari hal-hal atau losmen yang menarik bagi pelancong. Akhirnya nemu juga beberapa yang menarik. Bagi yang berminat mencari informasi tentang yogya dapat dilihat disini.

Kita berangkat dari semarang hari kamis selepas shalat Dzuhur. Masuk jogya sekitar pukul 5. Lalu setelah sempat berputar-putar mencari losmen, akhirnya kita menemukan losmen yang murah meriah. Hotel Kartika. Aku liat namanya di tembok. Hotel, atau lebih tepatnya losmen ini hanya bertarif 50.000 per hari. Dengan maksimal per kamar berisi 2 orang. Tanpa kamar mandi dalam tentunya. Akhirnya kita memutuskan untuk mengambil 2 kamar. Aku dengan Mbah Darmo dan Wewe dengan Tikno.

Setelah cukup beristirahat, selepas maghrib kita pergi jalan-jalan ke Malioboro. Malioboro adalah jalan yang terletak di pusat kota Yogya yang membentang antara Keraton Yogyakarta hingga Tugu Jogya. Ditinjau dari sejarahnya, Malioboro merupakan poros imajiner antara Keraton Yogyakarta dengan Gunung Merapi. Sejak masa Sultan HB I, Malioboro telah difungsikan sebagai pusat perdagangan hingga saat ini. Untuk pertama kalinya aku jatuh cinta dengan Malioboro. Yang paling aku suka di sini adalah suasananya yang benar-benar hidup. Penjual kaos, pernak-pernik, makanan, atau pengamen jalanan yang menurut aku lebih pantas disebut seniman jalanan, atau tukang becak dan tukang dokar yang sibuk membawa penumpangnya, atau para seniman jalanan yang menawarkan untuk melukis muka anda atau lainnya. Benar-benar suasana yang mengasyikan.

Sambil jalan-jalan, iseng-iseng kita menawar-nawar barang. Beli atau nggak urusan nanti. Hehehe..Salah satu adegan menawar barang : (Translate ke Indonesia langsung :p)

Aku : Mang, ini gelang berapa harga??

Si Mamang : Yang itu 25 ribu mas ganteng. (okeh, kata-kata yang terakhir ini boongan)

Aku : Jiah, 5 rb mang!!

Si Mamang : (ngomong keras sambil nunjuk kedepan) DISANA TUH YANG LIMA RIBU!!!DISINI GAK ADA YANG LIMA RIBU!!

Aku :......

Tawar-menawarpun terhenti. Hehehehe. Jalan-jalan dilanjutkan ke arah Benteng Vredeburg. Tapi kita memutuskan dulu makan di nasi goreng beringharjo yang katanya terkenal itu. Aku liat dulu di panduan wisata yang semalam aku catet di hpku. Letak nasi goreng beringharjo di daerah Taman Pintar. Okeh, kita langsung menuju TKP. Sampai di Taman Pintar, kita celingak-celinguk mencari nasi goreng itu. Dimana sich ?. Coba aku cek lagi di panduan. Ternyata nasi goreng beringharjo disitu cuman ada di sebelum 2004. Setelah 2004 nasi goreng beringharjo pindah di jalan Mataram. Terlanjur jauh, kita terpaksa teruskan kearah Mataram. Karena keburu laper, akhirnya kita memutuskan makan nasi goreng “yang gak tau namanya apa sich” di pinggir jalan “yang namanya juga gak tau sich”. Pesan-pesan, makan-makan. Setelah bayar, temenku wewe liat spanduk yang dipasang di dalam tenda. Nasi Goreng “aku lupa namanya apa”, dibawahnya ada tulisan Ayam, Babi. Hahahaha...temenku langsung khawatir, soalnya siapa tau dagingnya dicampur. Kata aku, “pantesan enak”. Hehehe...

Setelah perut terisi, kita pergi ke Benteng Vredenburg. Sejarah benteng ini sendiri sangat panjang. Liat sejarah Benteng Vredenburg disini. Di Benteng Vredenburg sendiri saat ini sedang diadakan Festival Seni. Dan sayang sekali yang sedang di tampilkan adalah Wayang, padahal aku pribadi mengharapkan yang ditampilkan adalah seni musik. Sebenarnya ada banyak penampil yang menampilkan wayang, seperti wayang jepang, wayang fable dan lain-lainnya. Saat itu sedang ditampilkan wayang fable dari yogya. Kebetulan wayang bukanlah termasuk kesenian favorit aku, kecuali wayang Ki Entus. Jadi kita lanjutkan jalan-jalan kita melihat stand-stand karya seni di Benteng Vredenburg.Terus terang aku kagum sekali dengan karya-karya mereka. Unik-unik dan cantik. Yang paling menarik perhatianku adalah bekas wadah pasta gigi yang dijahitkan resleting sehingga kemudian bisa dijadikan dompet. Dan juga karya seni, buah catur yang dibuat seperti manusia. Setelah puas di Benteng Vredenburg, kita pergi ke pasar malam barang bekas. Yah, segala jenis barang bekas dijual disini. Ada mainan, handphone, radio, walkman dan lain-lain. Karena lelah, kita akhirnya memutuskan pulang ke losmen.

Setelah beristirahat sejenak, akhirnya kita pergi ke Alun-alun Kidul (Selatan) untuk mencoba Masangin. Sekedar info, Yogya karta mempunyai 2 alun-alun besar yaitu alun-alun utara dan alun-alun selatan. Alun-alun utara merupakan halaman depan Keraton, sedangkan alun-alun belakang merupakan halaman belakang Keraton. Alun-alun ini dikelilingi semacam pagar. Pohon-pohon besar juga banyak ditanam disini. Masing-masing alun-alun mempunyai dua pohon beringin besar yang di kurung oleh pagar ditengah-tengahnya. Salah satu yang paling populer tentu adalah melakukan masangin. Masangin adalah masuk diantara dua beringin dengan mata tertutup kemudian berjalan ke arah antara dua beringin tersebut. Menutrut mitos yang aku tahu dari bapak si empunya losmen, siapa yang bisa melewati celah diantara keduanya, dipercaya permohonannya akan terkabul. Dan percaya dech, ternyata itu gak gampang !!. Pertama mencoba, mataku aku tutup pake tudung jaketku. Perasaan gampang banget, tinggal lurus aja. Setelah aku buka mata, ternyata aku berbelok jauh dari tujuan. Mbah Darmo juga nyobain. Ternyata gagal juga. Kita tertawa bareng. Soalnya emang konyol juga, ngeliat kita jalan melenceng jauh dari tujuan. Hahahaha.Masih penasaran aku coba terus. Satu dua kali masih gagal. Kita semua nyobain dah gagal semua. Setelah dicoba buat ngosongin pikiran ternyata bisa masuk juga. Seneng juga rasanya. Hehehe.

Tips : Kebanyakan kita gagal karena takut akan tertabrak orang lain atau pembatas pagar. Coba kita kosongin pikiran kita
Setelah puas bermain masangin kita kembali ke Malioboro nyari makanan. Sekitar pukul setengah satu, pelataran toko-toko yang tadinya adalah tempat para penjual baju, pernak-pernik dan lainnya berubah wajah menjadi tempat lesehan makanan. Berjejer para penjual makanan merapikan meja-meja kecil dan tikar. Seperti yang sudah saya sebutkan diatas. Suasana hidup seperti inilah yang menjadi kekaguman saya terhadap Malioboro. Kita lalu mampir di salah satu tempat lesehan setelah gagal menemukan angkringan Lik Man yang legendaries itu T_T.
Tips : Jangan makan di area Malioboro kalo duit pas-pasan !. Jangan makan di tempat makan yang sepi pengunjung !.
Pertama kita lihat menunya. Kaget banget waktu lihat harganya yang amit-amit mahalnya. Terpaksa aku cuma pesan sekoteng yang rasanya pun kurang enak. Soalnya cuma 2.500 perak sich. Hehe.. Mbah Darmo pesen Nasi telur, Tikno pesen roti bakar kornet, arda pesen aku lupa euy. Roti bakarnya parah banget!!Dengan harga 6.000 perak hanya mendapat 2 lembar roti tawar dibakar dengan isi kornet yang cuman secuil. Gila !!Aku hanya bisa ketawa. Oh ya, yang menarik, disamping lesehan ini ada seorang tua yang menjual jasa meramal nasib dan yang paling unik. MENERIMA CURHATAN !!. Hahaha...baru kali ini lihat yang kek gitu. Sehabis makan kita langsung ke losmen. Dan tidur. Siapin tenaga buat besok. See ya...




2 comments:

RifkyMedia™ 28 Juni 2009 pukul 14.02  

Dah lama g kejogja, terakhir tahun 2002, lama banget...

dika 28 Juni 2009 pukul 14.23  

Kemaren aku pergi pas lagi festival seni mas..Rame ikh..Emang tuh kota gak da abisnya..
Thanks dah mampir ya.. :)

Posting Komentar

About Me

Foto saya
Mahasiswa jurusan Teknik Informatika yang punya hobi membaca, maen game, ngutak-ngatik komputer, dengerin musik, nonton film, berselancar di dunia maya, blogwalking, dan bercita-cita menjadi seorang backpacker

Browse My Website in 35 Languages